Menurut laporan terbaru dari media Jerman, lembaga perlindungan data Berlin telah mengambil tindakan untuk meminta toko aplikasi utama untuk delisting sebuah aplikasi kecerdasan buatan China yang sangat diperhatikan. Langkah ini didasarkan pada "Undang-Undang Layanan Digital" yang baru saja dikeluarkan oleh Uni Eropa, menandai penggunaan pertama undang-undang tersebut oleh Jerman untuk menangani kejadian semacam itu.
Aplikasi ini dituduh melanggar regulasi perlindungan data ketat Uni Eropa karena diduga mentransfer informasi pribadi pengguna ke dalam wilayah Tiongkok. Aplikasi AI ini telah menarik perhatian di industri karena kinerja luar biasa dan harga yang sangat kompetitif, tetapi juga menghadapi penyelidikan dan pembatasan di berbagai wilayah Eropa dan Amerika Utara karena masalah kepatuhan data.
Meskipun saat ini toko aplikasi terkait belum memberikan tanggapan terhadap permintaan delisting, jika akhirnya dilaksanakan, itu akan berarti pengguna di Jerman tidak akan dapat lagi mengunduh dan menggunakan aplikasi tersebut. Peristiwa ini menyoroti potensi konflik antara penerapan lintas batas teknologi kecerdasan buatan dan peraturan perlindungan data di tengah konteks globalisasi.
Langkah ini juga memicu diskusi luas tentang kedaulatan data, perlindungan privasi pengguna, dan persaingan teknologi internasional. Dengan perkembangan dan penyebaran teknologi AI yang cepat, bagaimana mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi dan melindungi privasi individu menjadi tantangan bersama yang dihadapi oleh otoritas pengatur di berbagai negara.
Para ahli menunjukkan bahwa peristiwa ini dapat memiliki dampak yang mendalam pada pola perkembangan industri AI global, mendorong negara-negara untuk mempercepat penyusunan dan penyempurnaan regulasi terkait, sekaligus juga dapat mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan masalah keamanan data dan kepatuhan.
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
21 Suka
Hadiah
21
9
Bagikan
Komentar
0/400
ForumLurker
· 1jam yang lalu
Hehe, yang lain terserah, jangan sentuh domestik
Lihat AsliBalas0
SelfSovereignSteve
· 16jam yang lalu
Cuma ini? Ambil rasanya
Lihat AsliBalas0
Pearlcious19
· 06-27 23:01
Panggilan untuk bangun bagi pemain AI global: kinerja saja tidak cukup, kepatuhan juga penting. Ini bisa mengubah cara aplikasi AI menangani data lintas batas.
Lihat AsliBalas0
NewPumpamentals
· 06-27 22:50
Kita adalah anjing penjaga di dunia teknologi.
Lihat AsliBalas1
DegenRecoveryGroup
· 06-27 22:50
Selesai, saya akan dipukul lagi oleh tinju besi.
Lihat AsliBalas0
SchroedingersFrontrun
· 06-27 22:49
Selalu ada orang yang mempermasalahkan ini! Sangat menjengkelkan.
Lihat AsliBalas0
LiquidityNinja
· 06-27 22:44
Tsk, lagi-lagi bikin jebakan ini?
Lihat AsliBalas0
Rugpull幸存者
· 06-27 22:38
Sangat lucu, sudah datang putaran baru larangan.
Lihat AsliBalas0
GasFeeCrier
· 06-27 22:30
Kamu masih takut apa, perangkat lunak menerobos dinding tidak ada habisnya.
Menurut laporan terbaru dari media Jerman, lembaga perlindungan data Berlin telah mengambil tindakan untuk meminta toko aplikasi utama untuk delisting sebuah aplikasi kecerdasan buatan China yang sangat diperhatikan. Langkah ini didasarkan pada "Undang-Undang Layanan Digital" yang baru saja dikeluarkan oleh Uni Eropa, menandai penggunaan pertama undang-undang tersebut oleh Jerman untuk menangani kejadian semacam itu.
Aplikasi ini dituduh melanggar regulasi perlindungan data ketat Uni Eropa karena diduga mentransfer informasi pribadi pengguna ke dalam wilayah Tiongkok. Aplikasi AI ini telah menarik perhatian di industri karena kinerja luar biasa dan harga yang sangat kompetitif, tetapi juga menghadapi penyelidikan dan pembatasan di berbagai wilayah Eropa dan Amerika Utara karena masalah kepatuhan data.
Meskipun saat ini toko aplikasi terkait belum memberikan tanggapan terhadap permintaan delisting, jika akhirnya dilaksanakan, itu akan berarti pengguna di Jerman tidak akan dapat lagi mengunduh dan menggunakan aplikasi tersebut. Peristiwa ini menyoroti potensi konflik antara penerapan lintas batas teknologi kecerdasan buatan dan peraturan perlindungan data di tengah konteks globalisasi.
Langkah ini juga memicu diskusi luas tentang kedaulatan data, perlindungan privasi pengguna, dan persaingan teknologi internasional. Dengan perkembangan dan penyebaran teknologi AI yang cepat, bagaimana mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi dan melindungi privasi individu menjadi tantangan bersama yang dihadapi oleh otoritas pengatur di berbagai negara.
Para ahli menunjukkan bahwa peristiwa ini dapat memiliki dampak yang mendalam pada pola perkembangan industri AI global, mendorong negara-negara untuk mempercepat penyusunan dan penyempurnaan regulasi terkait, sekaligus juga dapat mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan masalah keamanan data dan kepatuhan.