Dari TwitterL2WTrades: Bertemu dengan seorang pemilik perusahaan prop di Miami. Dia sangat jujur: 「Kami berharap 90% orang gagal.」 Bukan karena buruk, tetapi memang seperti itu model bisnisnya. Tapi yang membuat saya terkejut adalah dia menunjukkan statistik internal: Trader yang mampu melewati tantangan dan bertahan hidup, sama sekali bukan seperti yang Anda bayangkan. Bukan karena strategi yang lebih kuat, bukan karena disiplin alami yang lebih baik, bukan karena pengalaman yang lebih banyak. 👉 Semuanya memiliki satu kesamaan: mereka tidak menunjukkan emosi terhadap hasilnya. Pemilik membuka dashboard: 「Lihat ini, 10.000 trader — emosional, leverage berlebihan, trading balas dendam, selalu serakah ingin mendapatkan lebih, mengubah stop loss sembarangan... kinerja mereka sangat buruk.」「Tapi 300 lainnya? Sama seperti robot. Risiko tetap, proses tetap, tanpa reaksi emosional. Semuanya dieksekusi secara mekanis.」 📌 Tebak siapa yang tingkat keberhasilannya lebih tinggi? Tentu saja kelompok robot. ⚙️ Apakah 300 "robot" ini secara alami dingin hati? Tidak. Mereka hanya melakukan satu hal lain: Semua keputusan dibuat sebelum "emosi muncul". Pemilik berkata: 「Otak manusia tidak mampu membuat keputusan di bawah tekanan. Kamu pikir bisa, tapi sebenarnya tidak bisa. Jadi pemenang sama sekali tidak membuat keputusan saat tekanan — mereka hanya menjalankan keputusan yang sudah dibuat sebelumnya.」 Caranya sangat sederhana: Sebelum pasar dibuka, sudah menetapkan kondisi masuk, sebelum masuk sudah menetapkan stop loss, menetapkan keluar, sudah menentukan ukuran posisi, setiap transaksi sama persis, mereka bukan mengendalikan emosi, tetapi menghindari pengambilan keputusan saat emosi sedang muncul.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Dari TwitterL2WTrades: Bertemu dengan seorang pemilik perusahaan prop di Miami. Dia sangat jujur: 「Kami berharap 90% orang gagal.」 Bukan karena buruk, tetapi memang seperti itu model bisnisnya. Tapi yang membuat saya terkejut adalah dia menunjukkan statistik internal: Trader yang mampu melewati tantangan dan bertahan hidup, sama sekali bukan seperti yang Anda bayangkan. Bukan karena strategi yang lebih kuat, bukan karena disiplin alami yang lebih baik, bukan karena pengalaman yang lebih banyak. 👉 Semuanya memiliki satu kesamaan: mereka tidak menunjukkan emosi terhadap hasilnya. Pemilik membuka dashboard: 「Lihat ini, 10.000 trader — emosional, leverage berlebihan, trading balas dendam, selalu serakah ingin mendapatkan lebih, mengubah stop loss sembarangan... kinerja mereka sangat buruk.」「Tapi 300 lainnya? Sama seperti robot. Risiko tetap, proses tetap, tanpa reaksi emosional. Semuanya dieksekusi secara mekanis.」 📌 Tebak siapa yang tingkat keberhasilannya lebih tinggi? Tentu saja kelompok robot. ⚙️ Apakah 300 "robot" ini secara alami dingin hati? Tidak. Mereka hanya melakukan satu hal lain: Semua keputusan dibuat sebelum "emosi muncul". Pemilik berkata: 「Otak manusia tidak mampu membuat keputusan di bawah tekanan. Kamu pikir bisa, tapi sebenarnya tidak bisa. Jadi pemenang sama sekali tidak membuat keputusan saat tekanan — mereka hanya menjalankan keputusan yang sudah dibuat sebelumnya.」 Caranya sangat sederhana: Sebelum pasar dibuka, sudah menetapkan kondisi masuk, sebelum masuk sudah menetapkan stop loss, menetapkan keluar, sudah menentukan ukuran posisi, setiap transaksi sama persis, mereka bukan mengendalikan emosi, tetapi menghindari pengambilan keputusan saat emosi sedang muncul.