Mengapa stablecoin semakin populer di Amerika Latin? Sebenarnya, ini dipicu oleh kondisi ekonomi setempat. Inflasi tinggi, depresiasi mata uang lokal, layanan keuangan yang kurang merata—masalah-masalah ini telah membelit Amerika Latin selama bertahun-tahun, dan stablecoin menemukan ruang hidupnya di tanah seperti ini, kini perlahan berkembang menjadi bagian dari infrastruktur keuangan.

Namun, situasi di setiap negara benar-benar berbeda. Ambil Argentina sebagai contoh, stablecoin sudah menjadi alat sehari-hari masyarakat. Menghadapi tekanan inflasi yang terus-menerus, banyak orang langsung menggunakan stablecoin untuk menyimpan uang, menandai harga barang, bahkan menggantikan peran mata uang lokal. Ini bukan spekulasi investasi, melainkan kebutuhan bertahan hidup—RMB terlalu tidak berharga, harus mencari cara yang andal untuk menyimpan nilai.

Di Brasil, pendekatannya berbeda. Meskipun menghadapi masalah makro yang serupa, stablecoin di sini lebih banyak dilihat oleh lembaga. Perusahaan dan platform menggunakannya untuk penyelesaian transaksi, pembayaran lintas batas, efisiensinya jauh lebih tinggi daripada sistem perbankan tradisional. Kedua negara sama-sama menerima stablecoin, tetapi skenario pengguna dan target pelanggan sangat berbeda.

Yang lebih menarik lagi, seiring munculnya produk fintech seperti Crypto Neobank, peran stablecoin pun terus meningkat. Stablecoin tidak lagi sekadar alat lindung nilai, melainkan menjadi fondasi ekosistem keuangan Web3—mendukung pinjaman, perdagangan, pembayaran, dan berbagai aspek lainnya. Evolusi pasar Amerika Latin ini membuka jalan baru bagi inklusi keuangan di pasar berkembang global.