#美联储恢复降息节奏 Di pasar ini, tidak kekurangan orang yang begadang meneliti grafik K-line, juga tidak kekurangan kaum teknis yang membolak-balik whitepaper sampai hafal.

Tapi anehnya, justru mereka yang benar-benar menghasilkan uang bukanlah orang-orang yang terlihat paling gigih itu. Kamu pasti pernah melihat situasi seperti ini di sekitarmu: ada orang yang setiap hari teriak ingin merdeka finansial, tapi angka di akunnya terus turun.

Saat harga naik, takut ngejar, takut jadi korban terakhir; harga turun sedikit saja sudah panik, langsung jual semua. Begitu benar-benar anjlok, malah merasa inilah kesempatan, tapi akhirnya beli di tengah jalan.

Masalahnya di mana? Kurang jago teknikal? Kurang info? Bukan itu. Intinya ritmenya kacau balau. Pasar sebenarnya terus memberi sinyal, hanya saja tidak ada yang mengajari mereka cara mengenali, kapan harus bertindak, kapan harus menahan diri.

Saya sudah mengamati pola trading banyak pemula: terus mantengin aplikasi trading, hari ini ngejar hot topic ini, besok ikut sinyal itu, sehari belasan kali transaksi, sibuk seperti gasing. Akhirnya setelah dihitung, masih lebih untung kalau cuma tarik garis tren lalu santai saja.

Orang-orang yang bisa bertahan lama di pasar, sudah tidak lagi mengandalkan insting. Mereka menunggu sinyal, begitu sinyal muncul langsung masuk, kalau salah prediksi langsung cut loss, tidak pernah keras kepala dengan diri sendiri.

Yang disebut rolling position juga bukan mengall-in-kan semua aset untuk berjudi. Tapi menggunakan sebagian profit untuk lanjut trading, modal utama tetap dijaga di tangan, pelan-pelan memperbesar bola salju. Saat pasar mendukung, ambil dua gelombang dalam satu trend; kalau pasar tidak sesuai, lebih baik tunggu kesempatan berikutnya.

Sebenarnya yang kamu kurang itu bukan kemampuan, tapi seseorang yang di saat-saat krusial bisa menarikmu, memberitahu langkah apa yang harus diambil sekarang.