Yang paling menakutkan di dunia kripto bukanlah penurunan harga, melainkan FOMO.
Kelihatannya ini masalah psikologis yang sederhana, tapi sebenarnya adalah lubang hitam dana terbesar di pasar. Ketika sebuah koin tiba-tiba meroket, para ritel berbondong-bondong masuk, selalu merasa “kalau nggak beli sekarang, bakal ketinggalan koin 100x berikutnya”. Hasilnya? Beli di puncak, lalu mulai menyesali hidup.
Apa itu FOMO? FOMO adalah singkatan dari Fear Of Missing Out—takut ketinggalan. Psikolog sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 2000, tapi di dunia kripto, dampaknya benar-benar maksimal. Kenapa? Karena di sini perdagangan 24 jam, dalam satu detik bisa naik 50%, dalam satu detik juga bisa turun 50%.
Bagaimana pasar dirusak oleh FOMO? Ada lonjakan harga → Ritel melihat kenaikan → Panik masuk → Order beli menumpuk → Harga makin naik → Makin banyak orang FOMO → Akhirnya terbentuk gelembung besar. Pada titik ini, para whale dan pihak proyek bisa menjatuhkan pasar hanya dengan satu pernyataan, dan ritel kehilangan segalanya.
Di dunia kripto ada lawan katanya—JOMO (Joy of Missing Out), artinya “justru senang melewatkan kesempatan”. Investor jangka panjang sering memakai istilah ini, karena mereka sadar: peluang paling menguntungkan biasanya bukan saat pasar paling gila, melainkan saat semua orang sudah melupakan.
Bagaimana bertahan lebih lama? Lima tips sederhana:
Tentukan target, jangan mudah berubah, disiplin lebih penting daripada pintar
Lakukan riset sebelum masuk, jangan FOMO cuma karena orang lain
Pasang stop loss, serakah itu penyakit mematikan
Fokus pada nilai jangka panjang, jangan stres lihat candle 5 menit
Kalau merasa ingin buru-buru masuk, tarik napas, tenang selama 30 detik
Inti kebenaran: FOMO memang menciptakan peluang, tapi 99% waktunya peluang itu untuk orang lain. Masuk saat harga meroket biasanya berarti beli di puncak. Yang benar-benar cuan adalah mereka yang melakukan sebaliknya—beli saat semua orang takut, jual saat semua orang serakah.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Berapa banyak investor ritel yang "dibunuh" oleh FOMO? Data on-chain mengungkapkan kebenarannya.
Yang paling menakutkan di dunia kripto bukanlah penurunan harga, melainkan FOMO.
Kelihatannya ini masalah psikologis yang sederhana, tapi sebenarnya adalah lubang hitam dana terbesar di pasar. Ketika sebuah koin tiba-tiba meroket, para ritel berbondong-bondong masuk, selalu merasa “kalau nggak beli sekarang, bakal ketinggalan koin 100x berikutnya”. Hasilnya? Beli di puncak, lalu mulai menyesali hidup.
Apa itu FOMO? FOMO adalah singkatan dari Fear Of Missing Out—takut ketinggalan. Psikolog sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 2000, tapi di dunia kripto, dampaknya benar-benar maksimal. Kenapa? Karena di sini perdagangan 24 jam, dalam satu detik bisa naik 50%, dalam satu detik juga bisa turun 50%.
Bagaimana pasar dirusak oleh FOMO? Ada lonjakan harga → Ritel melihat kenaikan → Panik masuk → Order beli menumpuk → Harga makin naik → Makin banyak orang FOMO → Akhirnya terbentuk gelembung besar. Pada titik ini, para whale dan pihak proyek bisa menjatuhkan pasar hanya dengan satu pernyataan, dan ritel kehilangan segalanya.
Di dunia kripto ada lawan katanya—JOMO (Joy of Missing Out), artinya “justru senang melewatkan kesempatan”. Investor jangka panjang sering memakai istilah ini, karena mereka sadar: peluang paling menguntungkan biasanya bukan saat pasar paling gila, melainkan saat semua orang sudah melupakan.
Bagaimana bertahan lebih lama? Lima tips sederhana:
Inti kebenaran: FOMO memang menciptakan peluang, tapi 99% waktunya peluang itu untuk orang lain. Masuk saat harga meroket biasanya berarti beli di puncak. Yang benar-benar cuan adalah mereka yang melakukan sebaliknya—beli saat semua orang takut, jual saat semua orang serakah.