Dalam memilih saham, banyak orang memperhatikan Nilai Aset Bersih per Saham (NAVPS) sebagai indikator. Namun, ada kesalahan di sini: Nilai Aset Bersih per Saham yang tinggi ≠ kesempatan investasi yang baik.
Apa itu nilai bersih per saham?
Secara sederhana, itu adalah nilai aset bersih perusahaan yang dibagi rata ke setiap saham.
Rumus Perhitungan:
Nilai bersih per saham = ( total aset - total liabilitas ) / jumlah saham yang beredar
atau = Modal Saham + Cadangan Modal + Cadangan Laba + Laba yang Belum Dibagikan / Jumlah Saham yang Beredar
Contoh: Total aset perusahaan terintegrasi 2,5 miliar, utang 1 miliar, jumlah saham yang beredar 1 miliar saham
→ Nilai buku per saham = (25-10) ÷ 10 = 1,5元
Mengapa nilai bersih per saham ≠ harga saham?
Ini adalah jebakan yang paling mudah dijumpai oleh pemula dalam investasi.
Perbedaan Inti:
Nilai Buku Per Saham = Nilai tercatat dari aset perusahaan yang ada (hasil masa lalu)
Harga saham = Ekspektasi pasar terhadap laba di masa depan (taruhan pada masa depan)
Sebuah perusahaan dapat memiliki kekayaan bersih yang tinggi tetapi profitabilitas yang rendah, atau memiliki kekayaan bersih yang biasa tetapi potensi pertumbuhan yang besar (seperti Nvidia, Netflix).
Kasus nyata:
Kang Shifu: harga saham 18 yuan, nilai bersih per saham 10 yuan (PBR=1.8)
Penyatuan: Harga saham 20 yuan, Nilai bersih per saham 15 yuan (PBR=1.33)
PBR yang disatukan lebih rendah, tetapi tidak selalu berarti Kang Shifu lebih murah - masih harus melihat ekspektasi profit di masa depan.
Apa yang bisa dilakukan nilai bersih per saham untuk Anda?
1. Cari saham yang undervalue
Harga saham < Nilai buku per saham = Relatif murah
Cocok untuk investor nilai yang mencari barang murah
2. Menilai Kemampuan Perusahaan dalam Menghadapi Risiko
Nilai bersih tinggi = Dasar aset yang kuat
Cocok untuk investor konservatif
3. Membandingkan dengan rekan-rekan
PBR yang lebih rendah = relatif murah (penanda sejawat)
Perhatian: perbedaan besar antar industri, hanya dapat dibandingkan dalam industri yang sama.
Metode Pemilihan Saham Rasio Harga Terhadap Nilai Buku (PBR)
PBR = Kapitalisasi pasar saham / Nilai buku per saham
Kriteria Penilaian (berdasarkan rentang sejarah saham tersebut):
PBR < 1.0 = Terlalu rendah (ada risiko)
PBR 1.0-1.5 = Rentang yang wajar
PBR > 2.0 = premi lebih tinggi
Industri yang Tepat: Efek terbaik pada saham siklus bisnis
Nilai buku per saham adalah alat yang berguna, tetapi bukan yang serba bisa.
Penggunaan yang benar:
✅ Sesuaikan PBR untuk menemukan saham yang relatif lebih murah
✅ Menilai stabilitas keuangan perusahaan
✅ Perbandingan valuasi antar industri
❌ Jangan gunakan untuk menilai saham teknologi
❌ Jangan hanya mengandalkannya untuk membuat keputusan investasi
Ingat: Nilai bersih hanyalah masa lalu, harga saham adalah masa depan. Yang sebenarnya menghasilkan uang adalah membeli arah pengembangan perusahaan yang tepat, bukan hanya mengambil aset yang dinilai rendah.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Investasi saham yang harus dipahami: Apakah nilai bersih per saham yang lebih tinggi selalu lebih baik?
Dalam memilih saham, banyak orang memperhatikan Nilai Aset Bersih per Saham (NAVPS) sebagai indikator. Namun, ada kesalahan di sini: Nilai Aset Bersih per Saham yang tinggi ≠ kesempatan investasi yang baik.
Apa itu nilai bersih per saham?
Secara sederhana, itu adalah nilai aset bersih perusahaan yang dibagi rata ke setiap saham.
Rumus Perhitungan:
Contoh: Total aset perusahaan terintegrasi 2,5 miliar, utang 1 miliar, jumlah saham yang beredar 1 miliar saham → Nilai buku per saham = (25-10) ÷ 10 = 1,5元
Mengapa nilai bersih per saham ≠ harga saham?
Ini adalah jebakan yang paling mudah dijumpai oleh pemula dalam investasi.
Perbedaan Inti:
Sebuah perusahaan dapat memiliki kekayaan bersih yang tinggi tetapi profitabilitas yang rendah, atau memiliki kekayaan bersih yang biasa tetapi potensi pertumbuhan yang besar (seperti Nvidia, Netflix).
Kasus nyata:
PBR yang disatukan lebih rendah, tetapi tidak selalu berarti Kang Shifu lebih murah - masih harus melihat ekspektasi profit di masa depan.
Apa yang bisa dilakukan nilai bersih per saham untuk Anda?
1. Cari saham yang undervalue
2. Menilai Kemampuan Perusahaan dalam Menghadapi Risiko
3. Membandingkan dengan rekan-rekan
Metode Pemilihan Saham Rasio Harga Terhadap Nilai Buku (PBR)
PBR = Kapitalisasi pasar saham / Nilai buku per saham
Kriteria Penilaian (berdasarkan rentang sejarah saham tersebut):
Industri yang Tepat: Efek terbaik pada saham siklus bisnis
Tidak berlaku untuk industri: Teknologi, industri kreatif
Nilai Bersih per Saham vs Laba per Saham (EPS)
Saran Praktis:
Kesalahan Umum
❌ Mitos 1: Nilai bersih per saham semakin tinggi semakin baik
❌ Kesalahan 2: PBR < 1 harus dibeli
❌ Kesalahan 3: Perbandingan nilai bersih antar industri
Bagaimana cara memeriksa nilai bersih per saham?
Metode 1: Cek langsung
Metode 2: Hitung sendiri
Kata Terakhir
Nilai buku per saham adalah alat yang berguna, tetapi bukan yang serba bisa.
Penggunaan yang benar:
Ingat: Nilai bersih hanyalah masa lalu, harga saham adalah masa depan. Yang sebenarnya menghasilkan uang adalah membeli arah pengembangan perusahaan yang tepat, bukan hanya mengambil aset yang dinilai rendah.