Dari situasi terpuruk dengan saldo 2800 USD menjadi 600.000 USD, tidak ada keajaiban, hanya “aturan ketat pengelolaan posisi secara bertahap” yang saya pelajari melalui darah dan air mata—ini adalah jalan keluar yang saya temukan saat kehilangan 50.000 USD dan tidak cukup uang untuk bayar sewa.

Tiga tahun lalu, saya melakukan tiga kali trading besar-besaran dan akhirnya kehilangan semua uang, tersisa hanya 2800 USD. Saat memandangi akun yang kosong di tengah malam, saya baru mengerti: menghasilkan uang sejati bukanlah mengandalkan keberuntungan menebak pasar, tetapi menanamkan prinsip “tidak rugi” dalam setiap langkah.

Inti dari strategi pengelolaan posisi secara bertahap hanya empat kata: “Lindungi kerugian dulu, baru cari untung.” Saat membuka posisi, harus mengikuti tiga garis dasar ini:
1. Stop loss dihitung secara tepat berdasarkan “volatilitas terbaru × 0.7”. Misalnya, volatilitas ETH selama 7 hari sekitar 4%, maka stop loss di 2916 USD. Jangan pernah menahan posisi saat sudah mencapai stop loss, gunakan order tertunda untuk menghindari posisi terbuka terlalu lama. Tahun lalu, dengan strategi ini saya berhasil menghindari tiga kali risiko margin call.
2. Jangan pernah menaruh terlalu banyak dana di satu posisi, maksimal 15% dari modal. Saat modal 3000 USD, setiap posisi hanya 450 USD. Bahkan saat BTC tembus 40.000 USD dan grup ramai berteriak full posisi, saya hanya menambah 300 USD saat posisi profit. Malam itu, meski harga turun 8%, saya tetap aman dan tetap profit 500 USD.
3. Setelah mendapatkan keuntungan 5%, tarik kembali bagian modal sesuai persentase tersebut. Dalam setengah tahun, modal saya kembali ke 30.000 USD. Hanya mengandalkan profit, menjaga mental tetap stabil seperti batu karang.

Tahun lalu, dalam kondisi pasar L2, saya mendapatkan keuntungan bersih 29% dengan strategi hedging: memilih altcoin dengan kapitalisasi kecil sekitar 50 juta USD, membuka posisi long 3x dengan modal 1000 USD, dan melakukan hedge dengan short 200 USD. Saat naik 15%, saya tutup setengah posisi, tarik modal, dan hapus posisi short. Sisanya, 500 USD, saya biarkan “berjalan” tanpa risiko. Saat pasar koreksi, saya tambah posisi, saat naik, saya kurangi. Total 6 kali transaksi ini memastikan semua keuntungan terkunci. Intinya bukan menebak arah pasar, tetapi tidak serakah saat naik dan tidak panik saat turun.

Perjuangan untuk bangkit selalu dimulai dari langkah kecil: Januari-Februari fokus pada BTC dan ETH, hanya 2 transaksi per minggu, ambil keuntungan 5-8%, lalu keluar. Modal dari 3000 USD perlahan berkembang menjadi 12.000 USD. Pada Maret-Juni, saya mulai menambahkan ARB dan OP, menerapkan prinsip “15% posisi awal + profit tambah posisi,” hingga modal mencapai 180.000 USD dengan drawdown maksimal hanya 12%. Pada Juli-Desember, saya gunakan leverage 5x saat pasar bullish, tetap menjaga posisi tidak lebih dari 20%. Dengan memanfaatkan kenaikan utama SOL dan DOT, modal akhirnya berkembang menjadi 600.000 USD. Dalam setahun, dari 47 transaksi, 38 berhasil, dan saya sadar: mengurangi kesalahan jauh lebih penting daripada sekadar mencari keuntungan besar.

Orang yang mengalami margin call biasanya memiliki pola pikir yang gila-gilaan, sedangkan orang yang sukses mengikuti aturan ketat ini: Apakah stop loss sudah dipasang dengan benar? Apakah posisi awal tidak lebih dari 15% dari modal? Apakah keuntungan sudah ditarik kembali sebagai modal? Jika tiga hal ini dilakukan dengan disiplin, mengubah modal 3000 USD menjadi 600.000 USD hanyalah masalah waktu. Jika tidak, bahkan dengan modal 3 juta USD pun bisa habis.

Banyak orang terjebak dalam lingkaran kerugian yang berkelanjutan, bukan karena kurang usaha, tetapi karena tidak menemukan metode yang tepat. Pasar selalu ada, peluang tidak pernah menunggu. Temukan arah yang benar, patuhi disiplin, dan jalan keluar dari kesulitan akan terbuka. #今日你看涨还是看跌？