Baru-baru ini, pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah menimbulkan guncangan di pasar keuangan. Ia menyatakan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan Desember bukanlah hal yang pasti, pernyataan ini menyebabkan pasar mengalami penyesuaian yang signifikan, dan tampaknya investor menjadi lebih berhati-hati dalam menilai prospek ekonomi di masa depan.
Namun, sambil memperhatikan kebijakan suku bunga, kita tidak dapat mengabaikan masalah lain yang mungkin lebih krusial: kebijakan tarif Amerika Serikat. Baru-baru ini, Senat Amerika Serikat mengesahkan sebuah resolusi yang membatalkan tarif yang sebelumnya dikenakan terhadap Kanada. Tindakan ini tidak hanya mempengaruhi hubungan perdagangan AS-Kanada, tetapi juga memicu pemikiran tentang kebijakan tarif keseluruhan Amerika Serikat.
Jika Senat dapat membatalkan keputusan tarif terhadap Kanada, apakah itu berarti negara lain juga mungkin dapat menantang kebijakan tarif AS dengan cara serupa? Pertanyaan ini layak untuk dieksplorasi lebih dalam.
Tujuan awal kebijakan tarif yang dijalankan oleh pemerintahan Trump adalah untuk melindungi kepentingan Amerika, tetapi kini tampaknya, efektivitas dan keberlanjutannya menghadapi tantangan. Jika lembaga legislatif dapat dengan mudah membatalkan keputusan perdagangan dari departemen eksekutif, maka makna nyata dan dampak jangka panjang dari kebijakan tarif ini perlu dievaluasi kembali.
Serangkaian peristiwa ini menyoroti kompleksitas proses pembuatan kebijakan domestik di Amerika Serikat, sekaligus mencerminkan perubahan halus dalam hubungan perdagangan internasional. Dalam konteks ekonomi global yang semakin saling terhubung, kebijakan perdagangan unilateralis tampaknya semakin sulit untuk dipertahankan.
Bagi para investor dan peserta pasar, sangat penting untuk memperhatikan perubahan kebijakan ini dan dampak potensialnya. Arah kebijakan perdagangan AS di masa depan mungkin akan memiliki dampak mendalam pada pola ekonomi global.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
21 Suka
Hadiah
21
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
GovernancePretender
· 6jam yang lalu
Apakah sedang fokus pada pemungutan suara?
Lihat AsliBalas0
ForkItAllDay
· 22jam yang lalu
Lagi bikin masalah ya
Lihat AsliBalas0
just_here_for_vibes
· 22jam yang lalu
Sekali lagi akan Dianggap Bodoh
Lihat AsliBalas0
RatioHunter
· 22jam yang lalu
Kapan turun yang menjadi kunci.
Lihat AsliBalas0
SurvivorshipBias
· 22jam yang lalu
Kebijakan tarif adalah lelucon.
Lihat AsliBalas0
Anon32942
· 22jam yang lalu
Pasar memang jebakan, rugi parah.
Lihat AsliBalas0
MevSandwich
· 23jam yang lalu
The Federal Reserve (FED) bisa bertahan berapa lama lagi
Baru-baru ini, pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah menimbulkan guncangan di pasar keuangan. Ia menyatakan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan Desember bukanlah hal yang pasti, pernyataan ini menyebabkan pasar mengalami penyesuaian yang signifikan, dan tampaknya investor menjadi lebih berhati-hati dalam menilai prospek ekonomi di masa depan.
Namun, sambil memperhatikan kebijakan suku bunga, kita tidak dapat mengabaikan masalah lain yang mungkin lebih krusial: kebijakan tarif Amerika Serikat. Baru-baru ini, Senat Amerika Serikat mengesahkan sebuah resolusi yang membatalkan tarif yang sebelumnya dikenakan terhadap Kanada. Tindakan ini tidak hanya mempengaruhi hubungan perdagangan AS-Kanada, tetapi juga memicu pemikiran tentang kebijakan tarif keseluruhan Amerika Serikat.
Jika Senat dapat membatalkan keputusan tarif terhadap Kanada, apakah itu berarti negara lain juga mungkin dapat menantang kebijakan tarif AS dengan cara serupa? Pertanyaan ini layak untuk dieksplorasi lebih dalam.
Tujuan awal kebijakan tarif yang dijalankan oleh pemerintahan Trump adalah untuk melindungi kepentingan Amerika, tetapi kini tampaknya, efektivitas dan keberlanjutannya menghadapi tantangan. Jika lembaga legislatif dapat dengan mudah membatalkan keputusan perdagangan dari departemen eksekutif, maka makna nyata dan dampak jangka panjang dari kebijakan tarif ini perlu dievaluasi kembali.
Serangkaian peristiwa ini menyoroti kompleksitas proses pembuatan kebijakan domestik di Amerika Serikat, sekaligus mencerminkan perubahan halus dalam hubungan perdagangan internasional. Dalam konteks ekonomi global yang semakin saling terhubung, kebijakan perdagangan unilateralis tampaknya semakin sulit untuk dipertahankan.
Bagi para investor dan peserta pasar, sangat penting untuk memperhatikan perubahan kebijakan ini dan dampak potensialnya. Arah kebijakan perdagangan AS di masa depan mungkin akan memiliki dampak mendalam pada pola ekonomi global.