Baru-baru ini, forum pemerintahan komunitas dYdX mengajukan proposal baru yang menarik perhatian dan memicu diskusi luas. Proposal tersebut menyarankan agar selama periode percobaan tiga bulan dari 1 November tahun ini hingga 31 Januari tahun depan, seluruh biaya transaksi bersih yang dihasilkan oleh rantai dYdX digunakan untuk membeli kembali Token DYDX di Pasar Sekunder. Jika strategi akumulasi nilai yang berani ini disetujui, dYdX akan menjadi proyek arus utama pertama di bidang Keuangan Desentralisasi (DeFi) yang langsung menggunakan semua pendapatan dari protokol untuk pembelian kembali Token.

Pokok argumen dari proposal menunjukkan bahwa saat ini dYdX membagikan sebagian biaya transaksi kepada validator dan staker sebagai imbalan. Meskipun praktik ini membantu memastikan keamanan jaringan dan mendorong kepemilikan jangka panjang, hal ini juga menyebabkan inflasi token yang berkelanjutan, mengencerkan nilai pemegang yang ada. Proposal berpendapat bahwa jika semua biaya digunakan untuk membeli kembali dan menghancurkan token DYDX, itu akan menciptakan tekanan deflasi, secara langsung mendorong harga pasar DYDX naik.

Usulan ini jelas merupakan upaya yang radikal, bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan pemegang token. Namun, hal ini juga menimbulkan serangkaian pertanyaan: Apakah praktik ini akan mempengaruhi keamanan jangka panjang jaringan? Apakah ini akan mengubah mekanisme insentif dasar proyek? Apa sikap komunitas terhadap ini?

Seiring dengan perkembangan terus-menerus di bidang Keuangan Desentralisasi, setiap proyek sedang menjelajahi model distribusi nilai terbaik. Langkah dYdX ini mungkin akan memberikan ide baru untuk seluruh industri, tetapi efektivitas nyata dan risiko potensialnya masih perlu dievaluasi lebih lanjut. Terlepas dari hasil akhirnya, proposal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi proyek Keuangan Desentralisasi dalam mencari keseimbangan antara pendapatan protokol, nilai Token, dan perkembangan sehat ekosistem.