Sebuah proyek sumber terbuka yang menarik muncul dalam ekosistem Web3—Common Ground, yang sedang mendefinisikan kembali cara interaksi komunitas. Sebagai sebuah platform yang dirancang khusus untuk komunitas Blockchain, organisasi otonom yang terdesentralisasi (DAO), dan ekosistem, Common Ground dengan cerdik menggabungkan teknologi desentralisasi dengan fungsi komunikasi instan.
Proyek inovatif ini diluncurkan pada awal tahun 2024 dan dikelola oleh Common Ground DAO. Misi inti dari proyek ini adalah untuk mengatasi masalah sentralisasi yang dihadapi oleh alat sosial tradisional, terutama risiko terkait privasi data dan penyensoran informasi. Melalui integrasi dukungan Ethereum dan multi-chain, pengguna dapat membangun server yang aman, berkomunikasi melalui teks dan suara, bahkan dapat menyematkan fitur seperti token non-fungible (NFT), distribusi token, dan pemungutan suara untuk pemerintahan.
Keunikan Common Ground terletak pada konsep "barang publik" nya. Semua kode bersifat sumber terbuka, mengikuti prinsip perangkat lunak sumber terbuka (FOSS), dan mendorong pengembang global untuk berkontribusi. Pengguna dapat dengan mudah bergabung tanpa perlu memahami teknologi Blockchain secara mendalam, cukup dengan masuk melalui dompet untuk menyelesaikan verifikasi identitas dan manajemen aset.
Saat ini, sudah ribuan komunitas Web3 yang bermigrasi ke platform Common Ground, termasuk proyek keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan pencipta NFT. Platform mendukung koordinasi lintas blok, memungkinkan komunitas untuk mengelola forum, acara, dan kolam dana di platform yang sama.
Melihat ke tahun 2025, dengan peluncuran token $CG, Common Ground berencana untuk memperluas visinya ke dalam konsep "Republik Warga Internet" (Internet Citizen Republic), sebuah republik warga digital yang bertujuan untuk mengeksplorasi model kolaborasi global yang baru.
Meskipun menghadapi persaingan yang ketat dan tantangan teknologi, Common Ground tetap mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat. Data menunjukkan bahwa pengguna aktifnya tumbuh sebesar 30% setiap bulan, menyoroti potensi besar dalam bidang sosial Web3.
Di masa depan, Common Ground diharapkan menjadi infrastruktur untuk komunitas Web3, mendorong perkembangan eksperimen masyarakat yang terdesentralisasi. Sebagai sebuah platform sosial yang terdesentralisasi, ia tidak hanya menyediakan lingkungan sosial yang lebih aman dan lebih otonom bagi pengguna, tetapi juga menyuntikkan energi baru ke dalam perkembangan ekosistem Web3. Dengan semakin banyak pengguna dan pengembang yang bergabung ke platform ini, kita mungkin akan melihat terbentuknya ekosistem jaringan sosial yang lebih terbuka, transparan, dan terdesentralisasi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SignatureDenied
· 7jam yang lalu
Gulung-gulung lagi datang untuk mengeruk uang
Lihat AsliBalas0
MetaMisery
· 7jam yang lalu
Wah, berani sekali berpikir seperti itu
Lihat AsliBalas0
YieldHunter
· 7jam yang lalu
secara teknis... ponzi sosial lain dengan pertumbuhan 30% per bulan? sudah pernah melihat film ini sebelumnya smh
Sebuah proyek sumber terbuka yang menarik muncul dalam ekosistem Web3—Common Ground, yang sedang mendefinisikan kembali cara interaksi komunitas. Sebagai sebuah platform yang dirancang khusus untuk komunitas Blockchain, organisasi otonom yang terdesentralisasi (DAO), dan ekosistem, Common Ground dengan cerdik menggabungkan teknologi desentralisasi dengan fungsi komunikasi instan.
Proyek inovatif ini diluncurkan pada awal tahun 2024 dan dikelola oleh Common Ground DAO. Misi inti dari proyek ini adalah untuk mengatasi masalah sentralisasi yang dihadapi oleh alat sosial tradisional, terutama risiko terkait privasi data dan penyensoran informasi. Melalui integrasi dukungan Ethereum dan multi-chain, pengguna dapat membangun server yang aman, berkomunikasi melalui teks dan suara, bahkan dapat menyematkan fitur seperti token non-fungible (NFT), distribusi token, dan pemungutan suara untuk pemerintahan.
Keunikan Common Ground terletak pada konsep "barang publik" nya. Semua kode bersifat sumber terbuka, mengikuti prinsip perangkat lunak sumber terbuka (FOSS), dan mendorong pengembang global untuk berkontribusi. Pengguna dapat dengan mudah bergabung tanpa perlu memahami teknologi Blockchain secara mendalam, cukup dengan masuk melalui dompet untuk menyelesaikan verifikasi identitas dan manajemen aset.
Saat ini, sudah ribuan komunitas Web3 yang bermigrasi ke platform Common Ground, termasuk proyek keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan pencipta NFT. Platform mendukung koordinasi lintas blok, memungkinkan komunitas untuk mengelola forum, acara, dan kolam dana di platform yang sama.
Melihat ke tahun 2025, dengan peluncuran token $CG, Common Ground berencana untuk memperluas visinya ke dalam konsep "Republik Warga Internet" (Internet Citizen Republic), sebuah republik warga digital yang bertujuan untuk mengeksplorasi model kolaborasi global yang baru.
Meskipun menghadapi persaingan yang ketat dan tantangan teknologi, Common Ground tetap mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat. Data menunjukkan bahwa pengguna aktifnya tumbuh sebesar 30% setiap bulan, menyoroti potensi besar dalam bidang sosial Web3.
Di masa depan, Common Ground diharapkan menjadi infrastruktur untuk komunitas Web3, mendorong perkembangan eksperimen masyarakat yang terdesentralisasi. Sebagai sebuah platform sosial yang terdesentralisasi, ia tidak hanya menyediakan lingkungan sosial yang lebih aman dan lebih otonom bagi pengguna, tetapi juga menyuntikkan energi baru ke dalam perkembangan ekosistem Web3. Dengan semakin banyak pengguna dan pengembang yang bergabung ke platform ini, kita mungkin akan melihat terbentuknya ekosistem jaringan sosial yang lebih terbuka, transparan, dan terdesentralisasi.