Bank Sentral Swiss baru-baru ini mengumumkan untuk mempertahankan Suku Bunga Benchmark pada tingkat nol, menandai akhir dari periode kebijakan moneter longgar mereka. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi sebagian besar ekonom, hanya satu analis yang memprediksi kemungkinan penurunan suku bunga.
Bank Sentral dalam pernyataannya menunjukkan bahwa tekanan inflasi saat ini hampir tidak berubah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Mereka berkomitmen untuk terus memantau kondisi ekonomi dan akan menyesuaikan kebijakan moneter jika diperlukan untuk memastikan stabilitas harga. Sikap hati-hati ini mencerminkan penilaian hati-hati Bank Sentral terhadap prospek ekonomi.
Sejak Maret 2023, Bank Sentral Swiss telah menurunkan Suku Bunga enam kali berturut-turut. Namun, para pejabat sekarang tampaknya lebih berhati-hati, terutama ketika mempertimbangkan untuk memperkenalkan kembali kebijakan suku bunga negatif. Mereka percaya bahwa potensi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh suku bunga negatif terhadap sistem keuangan membuat ambang untuk mengambil langkah-langkah tidak konvensional ini lebih tinggi daripada penurunan suku bunga tradisional.
Perlu dicatat bahwa meskipun tingkat inflasi Swiss saat ini mendekati batas bawah target 0-2% Bank Sentral, angka inflasi terbaru yang diumumkan sebesar 0,2% masih lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya oleh Bank Sentral. Data ini mungkin menjadi salah satu faktor penting bagi Bank Sentral untuk memutuskan untuk tetap tidak melakukan tindakan sementara.
Secara keseluruhan, keputusan Swiss Bank Sentral kali ini menunjukkan upaya mereka dalam menyeimbangkan pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi di tengah lingkungan ekonomi yang kompleks. Pada saat yang sama, ini juga mencerminkan tantangan penyesuaian kebijakan yang dihadapi oleh bank sentral global di era pascapandemi, yaitu bagaimana secara bertahap keluar dari kebijakan pelonggaran yang diterapkan selama masa krisis tanpa memicu risiko ekonomi baru.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bank Sentral Swiss baru-baru ini mengumumkan untuk mempertahankan Suku Bunga Benchmark pada tingkat nol, menandai akhir dari periode kebijakan moneter longgar mereka. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi sebagian besar ekonom, hanya satu analis yang memprediksi kemungkinan penurunan suku bunga.
Bank Sentral dalam pernyataannya menunjukkan bahwa tekanan inflasi saat ini hampir tidak berubah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Mereka berkomitmen untuk terus memantau kondisi ekonomi dan akan menyesuaikan kebijakan moneter jika diperlukan untuk memastikan stabilitas harga. Sikap hati-hati ini mencerminkan penilaian hati-hati Bank Sentral terhadap prospek ekonomi.
Sejak Maret 2023, Bank Sentral Swiss telah menurunkan Suku Bunga enam kali berturut-turut. Namun, para pejabat sekarang tampaknya lebih berhati-hati, terutama ketika mempertimbangkan untuk memperkenalkan kembali kebijakan suku bunga negatif. Mereka percaya bahwa potensi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh suku bunga negatif terhadap sistem keuangan membuat ambang untuk mengambil langkah-langkah tidak konvensional ini lebih tinggi daripada penurunan suku bunga tradisional.
Perlu dicatat bahwa meskipun tingkat inflasi Swiss saat ini mendekati batas bawah target 0-2% Bank Sentral, angka inflasi terbaru yang diumumkan sebesar 0,2% masih lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya oleh Bank Sentral. Data ini mungkin menjadi salah satu faktor penting bagi Bank Sentral untuk memutuskan untuk tetap tidak melakukan tindakan sementara.
Secara keseluruhan, keputusan Swiss Bank Sentral kali ini menunjukkan upaya mereka dalam menyeimbangkan pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi di tengah lingkungan ekonomi yang kompleks. Pada saat yang sama, ini juga mencerminkan tantangan penyesuaian kebijakan yang dihadapi oleh bank sentral global di era pascapandemi, yaitu bagaimana secara bertahap keluar dari kebijakan pelonggaran yang diterapkan selama masa krisis tanpa memicu risiko ekonomi baru.