Ekonomi Amerika Serikat baru-baru ini menunjukkan banyak tanda kelemahan, yang memicu perdebatan di pasar tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (FED). Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa indeks harga produsen (PPI) untuk bulan Agustus mengalami penurunan secara bulanan, pekerjaan non-pertanian hanya meningkat sebanyak 22.000 orang, dan tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%. Selain itu, data pekerjaan non-pertanian dari April 2024 hingga Maret 2025 juga direvisi turun secara signifikan sebesar 911.000.
Dalam konteks ini, Trump secara terbuka menyatakan harapannya bahwa The Federal Reserve (FED) akan melaksanakan "penurunan suku bunga yang besar", dan menekankan bahwa saat ini Amerika Serikat "tidak memiliki masalah inflasi". Dia mendesak The Federal Reserve (FED) untuk mengambil tindakan segera, sambil menyatakan ketidakpuasan terhadap ketua The Federal Reserve (FED) Powell. Pernyataan ini memicu perhatian luas di pasar.
Namun, pasar memiliki perbedaan pandangan mengenai besarnya penurunan suku bunga. Meskipun probabilitas ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September melebihi 90%, kemungkinan penurunan sebesar 50 basis poin kurang dari 10%. Beberapa institusi keuangan seperti Standard Chartered dan Guojin Securities berpendapat bahwa, mengingat pasar tenaga kerja yang memburuk dengan cepat dan meningkatnya tekanan politik, The Federal Reserve (FED) mungkin akan mengambil langkah penurunan suku bunga yang lebih agresif sebesar 50 basis poin.
Sementara itu, lembaga-lembaga seperti Morgan Stanley dan Deutsche Bank memiliki pandangan yang berbeda. Mereka percaya bahwa data yang ada saat ini tidak cukup untuk mendukung keputusan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin. Mereka memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga yang begitu besar dapat mengirimkan sinyal kepada pasar tentang prospek ekonomi yang suram, memicu kepanikan, dan bahkan dapat menyebabkan lonjakan inflasi. Mereka juga menunjukkan bahwa pemotongan suku bunga dengan besaran serupa dalam sejarah sering kali disertai dengan resesi ekonomi.
The Federal Reserve (FED) akan mengadakan rapat kebijakan moneter pada 16 hingga 17 September, keputusan penurunan suku bunga mereka akan memiliki dampak besar pada pasar keuangan global. Para peserta pasar akan memperhatikan hasil rapat ini dengan cermat untuk menilai keadaan ekonomi Amerika Serikat dan arah kebijakan moneter di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ForumLurker
· 20jam yang lalu
Sekali lagi bermain data
Lihat AsliBalas0
rekt_but_resilient
· 20jam yang lalu
Sudah melihat jebakan The Federal Reserve (FED) lagi.
Lihat AsliBalas0
TokenomicsTinfoilHat
· 20jam yang lalu
Haha, hanya ada satu kebenaran: Powell sedang berakting.
Lihat AsliBalas0
GasFeeCrier
· 20jam yang lalu
Semua short order!
Lihat AsliBalas0
RamenDeFiSurvivor
· 20jam yang lalu
Bear Market semakin turun semakin banyak yang dihasilkan~
Ekonomi Amerika Serikat baru-baru ini menunjukkan banyak tanda kelemahan, yang memicu perdebatan di pasar tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (FED). Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa indeks harga produsen (PPI) untuk bulan Agustus mengalami penurunan secara bulanan, pekerjaan non-pertanian hanya meningkat sebanyak 22.000 orang, dan tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%. Selain itu, data pekerjaan non-pertanian dari April 2024 hingga Maret 2025 juga direvisi turun secara signifikan sebesar 911.000.
Dalam konteks ini, Trump secara terbuka menyatakan harapannya bahwa The Federal Reserve (FED) akan melaksanakan "penurunan suku bunga yang besar", dan menekankan bahwa saat ini Amerika Serikat "tidak memiliki masalah inflasi". Dia mendesak The Federal Reserve (FED) untuk mengambil tindakan segera, sambil menyatakan ketidakpuasan terhadap ketua The Federal Reserve (FED) Powell. Pernyataan ini memicu perhatian luas di pasar.
Namun, pasar memiliki perbedaan pandangan mengenai besarnya penurunan suku bunga. Meskipun probabilitas ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September melebihi 90%, kemungkinan penurunan sebesar 50 basis poin kurang dari 10%. Beberapa institusi keuangan seperti Standard Chartered dan Guojin Securities berpendapat bahwa, mengingat pasar tenaga kerja yang memburuk dengan cepat dan meningkatnya tekanan politik, The Federal Reserve (FED) mungkin akan mengambil langkah penurunan suku bunga yang lebih agresif sebesar 50 basis poin.
Sementara itu, lembaga-lembaga seperti Morgan Stanley dan Deutsche Bank memiliki pandangan yang berbeda. Mereka percaya bahwa data yang ada saat ini tidak cukup untuk mendukung keputusan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin. Mereka memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga yang begitu besar dapat mengirimkan sinyal kepada pasar tentang prospek ekonomi yang suram, memicu kepanikan, dan bahkan dapat menyebabkan lonjakan inflasi. Mereka juga menunjukkan bahwa pemotongan suku bunga dengan besaran serupa dalam sejarah sering kali disertai dengan resesi ekonomi.
The Federal Reserve (FED) akan mengadakan rapat kebijakan moneter pada 16 hingga 17 September, keputusan penurunan suku bunga mereka akan memiliki dampak besar pada pasar keuangan global. Para peserta pasar akan memperhatikan hasil rapat ini dengan cermat untuk menilai keadaan ekonomi Amerika Serikat dan arah kebijakan moneter di masa depan.