Baru-baru ini, publikasi data CPI tahunan AS untuk bulan Agustus menarik perhatian luas di pasar keuangan global. Kinerja data yang moderat ini hampir dipastikan akan memicu tindakan penurunan suku bunga yang mungkin diambil oleh The Federal Reserve (FED) dalam rapat bulan September. Berita ini seperti suara terompet, mengaktifkan saraf sensitif pasar keuangan global, memicu diskusi hangat di antara investor dan trader.
Pasar umumnya percaya bahwa kebijakan moneter The Federal Reserve (FED) sedang mengalami titik balik penting, beralih dari 'mengendalikan inflasi' ke 'mendukung pertumbuhan ekonomi'. Penyesuaian kebijakan potensial ini memicu banyak spekulasi tentang arah ekonomi di masa depan.
Perlu dicatat bahwa keputusan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED) biasanya diumumkan setelah pertemuan FOMC. Jika penurunan suku bunga pada bulan September menjadi kenyataan, keputusan penting ini akan secara resmi diumumkan pada pukul 2:00 pagi waktu Beijing pada tanggal 18 September (bertepatan dengan pukul 2:00 siang waktu East Coast AS pada tanggal 17 September).
Jadi, apa yang mendorong The Federal Reserve (FED) untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga? Ini harus dimulai dari logika pengambilan keputusannya. The Federal Reserve (FED) selalu mengikuti misi ganda 'memaksimalkan pekerjaan' dan 'menstabilkan harga' saat merumuskan kebijakan moneter. Kedua tujuan ini adalah dasar dari pengambilan keputusannya, tetapi pada waktu yang berbeda, fokusnya dapat berubah.
Selama dua tahun terakhir, tantangan utama yang dihadapi The Federal Reserve (FED) adalah inflasi yang tinggi, sehingga mereka mengambil strategi kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengutamakan penyelesaian masalah harga. Sekarang, dengan data inflasi yang terus membaik, potensi kelemahan di pasar tenaga kerja mulai mendapatkan perhatian lebih, menjadi faktor pertimbangan kebijakan yang baru.
Dalam merumuskan kebijakan moneter, The Federal Reserve (FED) terutama merujuk pada beberapa data makro inti, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE). Prioritas indikator-indikator ini tidaklah tetap, tetapi disesuaikan secara dinamis berdasarkan situasi ekonomi saat ini. Meskipun CPI diumumkan setiap bulan, PCE dianggap lebih dapat diandalkan sebagai ukuran inflasi oleh The Federal Reserve (FED) karena cakupan yang lebih luas.
Seiring dengan perubahan kondisi ekonomi, arah kebijakan The Federal Reserve (FED) akan terus mempengaruhi pasar keuangan global. Investor dan analis sangat memperhatikan setiap indikator ekonomi, berharap untuk menangkap petunjuk tentang perubahan kebijakan. Terlepas dari hasil akhirnya, bulan September ini akan menjadi periode kunci untuk mengamati arah kebijakan moneter Amerika.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru-baru ini, publikasi data CPI tahunan AS untuk bulan Agustus menarik perhatian luas di pasar keuangan global. Kinerja data yang moderat ini hampir dipastikan akan memicu tindakan penurunan suku bunga yang mungkin diambil oleh The Federal Reserve (FED) dalam rapat bulan September. Berita ini seperti suara terompet, mengaktifkan saraf sensitif pasar keuangan global, memicu diskusi hangat di antara investor dan trader.
Pasar umumnya percaya bahwa kebijakan moneter The Federal Reserve (FED) sedang mengalami titik balik penting, beralih dari 'mengendalikan inflasi' ke 'mendukung pertumbuhan ekonomi'. Penyesuaian kebijakan potensial ini memicu banyak spekulasi tentang arah ekonomi di masa depan.
Perlu dicatat bahwa keputusan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED) biasanya diumumkan setelah pertemuan FOMC. Jika penurunan suku bunga pada bulan September menjadi kenyataan, keputusan penting ini akan secara resmi diumumkan pada pukul 2:00 pagi waktu Beijing pada tanggal 18 September (bertepatan dengan pukul 2:00 siang waktu East Coast AS pada tanggal 17 September).
Jadi, apa yang mendorong The Federal Reserve (FED) untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga? Ini harus dimulai dari logika pengambilan keputusannya. The Federal Reserve (FED) selalu mengikuti misi ganda 'memaksimalkan pekerjaan' dan 'menstabilkan harga' saat merumuskan kebijakan moneter. Kedua tujuan ini adalah dasar dari pengambilan keputusannya, tetapi pada waktu yang berbeda, fokusnya dapat berubah.
Selama dua tahun terakhir, tantangan utama yang dihadapi The Federal Reserve (FED) adalah inflasi yang tinggi, sehingga mereka mengambil strategi kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengutamakan penyelesaian masalah harga. Sekarang, dengan data inflasi yang terus membaik, potensi kelemahan di pasar tenaga kerja mulai mendapatkan perhatian lebih, menjadi faktor pertimbangan kebijakan yang baru.
Dalam merumuskan kebijakan moneter, The Federal Reserve (FED) terutama merujuk pada beberapa data makro inti, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE). Prioritas indikator-indikator ini tidaklah tetap, tetapi disesuaikan secara dinamis berdasarkan situasi ekonomi saat ini. Meskipun CPI diumumkan setiap bulan, PCE dianggap lebih dapat diandalkan sebagai ukuran inflasi oleh The Federal Reserve (FED) karena cakupan yang lebih luas.
Seiring dengan perubahan kondisi ekonomi, arah kebijakan The Federal Reserve (FED) akan terus mempengaruhi pasar keuangan global. Investor dan analis sangat memperhatikan setiap indikator ekonomi, berharap untuk menangkap petunjuk tentang perubahan kebijakan. Terlepas dari hasil akhirnya, bulan September ini akan menjadi periode kunci untuk mengamati arah kebijakan moneter Amerika.