Fokus pasar keuangan saat ini tertuju pada pertemuan yang akan diadakan oleh Bank Sentral Eropa. Para analis umumnya memperkirakan bahwa Bank Sentral Eropa kemungkinan akan memilih untuk tetap diam sejenak, menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS pada bulan September sebelum mengambil keputusan. Sikap hati-hati ini mencerminkan situasi kompleks yang dihadapi para pembuat kebijakan ekonomi global.
Sementara itu, indikator ekonomi Amerika Serikat, terutama data terbaru dari Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI), sedang mempengaruhi pasar. Data-data ini akan memberikan referensi penting untuk arah kebijakan moneter di masa depan.
Perlu dicatat bahwa pasar memperkirakan dolar AS mungkin memasuki siklus penurunan suku bunga, yang biasanya berarti dolar akan memasuki fase relatif lemah. Namun, menariknya, bahkan dalam lingkungan di mana dolar secara keseluruhan melemah, jika mata uang lain dalam keranjang dolar mengalami devaluasi yang lebih cepat, indeks dolar justru mungkin menunjukkan kekuatan relatif, bahkan mengalami kenaikan pasif.
Dalam komposisi indeks dolar, euro memiliki pangsa terbesar, mencapai 57,6%, diikuti oleh yen dan poundsterling, masing-masing sebesar 13,6% dan 11,9%. Struktur ini berarti bahwa jika Amerika Serikat dapat mengarahkan mata uang Eropa dan Jepang untuk melemah secara bersamaan, penurunan indeks dolar kemungkinan dapat dikurangi secara efektif.
Strategi ini mungkin membawa keuntungan ganda: di satu sisi mempertahankan daya beli relatif dolar secara global, di sisi lain merangsang perdagangan internasional dan sirkulasi ekonomi melalui depresiasi dolar yang moderat. Jika seni keseimbangan ini dapat diterapkan dengan sukses, itu akan membawa dampak positif bagi ekonomi global.
Namun, permainan kebijakan moneter yang kompleks ini juga menyoroti saling ketergantungan ekonomi global, serta tantangan yang dihadapi oleh bank sentral di berbagai negara dalam merumuskan kebijakan. Di masa yang penuh ketidakpastian ini, investor dan pembuat kebijakan perlu tetap waspada, dengan cermat memantau indikator ekonomi global dan perubahan kebijakan moneter di berbagai negara.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MEVHunterLucky
· 9menit yang lalu
Kapan bisa bermain kosong?
Lihat AsliBalas0
MetadataExplorer
· 2jam yang lalu
Melihat bearish pada Euro?
Lihat AsliBalas0
NFTragedy
· 10jam yang lalu
真jebakan呗
Lihat AsliBalas0
ReverseFOMOguy
· 10jam yang lalu
The Federal Reserve (FED) sangat jahat, hanya ingin menghancurkan negara lain.
Fokus pasar keuangan saat ini tertuju pada pertemuan yang akan diadakan oleh Bank Sentral Eropa. Para analis umumnya memperkirakan bahwa Bank Sentral Eropa kemungkinan akan memilih untuk tetap diam sejenak, menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS pada bulan September sebelum mengambil keputusan. Sikap hati-hati ini mencerminkan situasi kompleks yang dihadapi para pembuat kebijakan ekonomi global.
Sementara itu, indikator ekonomi Amerika Serikat, terutama data terbaru dari Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI), sedang mempengaruhi pasar. Data-data ini akan memberikan referensi penting untuk arah kebijakan moneter di masa depan.
Perlu dicatat bahwa pasar memperkirakan dolar AS mungkin memasuki siklus penurunan suku bunga, yang biasanya berarti dolar akan memasuki fase relatif lemah. Namun, menariknya, bahkan dalam lingkungan di mana dolar secara keseluruhan melemah, jika mata uang lain dalam keranjang dolar mengalami devaluasi yang lebih cepat, indeks dolar justru mungkin menunjukkan kekuatan relatif, bahkan mengalami kenaikan pasif.
Dalam komposisi indeks dolar, euro memiliki pangsa terbesar, mencapai 57,6%, diikuti oleh yen dan poundsterling, masing-masing sebesar 13,6% dan 11,9%. Struktur ini berarti bahwa jika Amerika Serikat dapat mengarahkan mata uang Eropa dan Jepang untuk melemah secara bersamaan, penurunan indeks dolar kemungkinan dapat dikurangi secara efektif.
Strategi ini mungkin membawa keuntungan ganda: di satu sisi mempertahankan daya beli relatif dolar secara global, di sisi lain merangsang perdagangan internasional dan sirkulasi ekonomi melalui depresiasi dolar yang moderat. Jika seni keseimbangan ini dapat diterapkan dengan sukses, itu akan membawa dampak positif bagi ekonomi global.
Namun, permainan kebijakan moneter yang kompleks ini juga menyoroti saling ketergantungan ekonomi global, serta tantangan yang dihadapi oleh bank sentral di berbagai negara dalam merumuskan kebijakan. Di masa yang penuh ketidakpastian ini, investor dan pembuat kebijakan perlu tetap waspada, dengan cermat memantau indikator ekonomi global dan perubahan kebijakan moneter di berbagai negara.