Fokus pasar saat ini telah melampaui sekadar data ketenagakerjaan atau indikator inflasi, dan kini tertuju pada pertarungan kekuasaan antara Trump dan The Federal Reserve (FED). Pertarungan ini tidak hanya berkaitan dengan kebijakan ekonomi, tetapi juga melibatkan pertarungan pengaruh politik.

Posisi Trump sangat jelas: terlepas dari data, dia tetap meminta penurunan suku bunga. Dia percaya bahwa suku bunga yang tinggi akan berdampak negatif pada pasar tenaga kerja, sektor perumahan, dan keseluruhan vitalitas ekonomi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu.

Sebaliknya, The Federal Reserve (FED) tetap berpegang pada kebijakan pengambilan keputusan yang berbasis data. Misi inti mereka adalah mencari keseimbangan antara pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi, tanpa mudah menyerah pada tekanan politik untuk mengubah posisi.

Situasi ini berarti bahwa dari sekarang hingga akhir masa jabatan Powell pada Mei 2026, apakah Trump dapat memberikan pengaruh substansial terhadap The Federal Reserve (FED) akan menjadi fokus perhatian pasar. Jika Trump tidak dapat mengendalikan situasi, ekonomi kemungkinan besar akan menghadapi risiko penurunan, bahkan mungkin terjebak dalam stagflasi, dan suasana pasar juga akan tertekan.

Selain itu, jika Trump terus berada dalam posisi pasif dalam permainan ini, itu juga dapat melemahkan pengaruh politiknya.

Singkatnya, dalam beberapa bulan ke depan, data ekonomi akan mendominasi pergerakan pasar, sementara pertarungan antara Trump dan The Federal Reserve (FED) akan menentukan arah ekonomi jangka panjang. Hasil dari pertarungan ini tidak hanya mempengaruhi ekonomi Amerika Serikat, tetapi juga akan memiliki dampak yang mendalam pada pasar keuangan global. Para investor perlu memperhatikan dinamika ini dengan cermat agar dapat menyesuaikan strategi investasi secara tepat waktu.