Baru-baru ini, proyek WLFI menarik perhatian luas dari komunitas aset kripto. Menurut laporan, dalam minggu lalu, WLFI telah mem-blacklist 272 alamat, termasuk beberapa operasi massal. Tindakan ini segera memicu perdebatan sengit di dalam komunitas, banyak yang mengungkapkan kekhawatiran terhadap kekuatan terpusat yang dimiliki tim proyek dalam pengelolaan aset desentralisasi.
Dalam tindakan larangan besar-besaran ini, yang paling mencolok adalah alamat terkait Sun Yuchen yang dimasukkan dalam daftar hitam. Diketahui bahwa aset yang dibekukan termasuk sekitar 5,95 juta koin yang telah dibuka kuncinya dan 2,4 miliar koin yang dalam keadaan terkunci, dengan total nilai mendekati 1,07 juta dolar AS. Keputusan ini memicu diskusi hangat di komunitas mengenai mekanisme tata kelola proyek, keamanan aset, dan kepercayaan desentralisasi.
Perlu dicatat bahwa pihak yang mengembangkan kontrak WLFI tampaknya mempertahankan hak pengelolaan aset yang cukup luas. Hak ini mencakup kemampuan untuk secara sepihak membekukan alamat mana pun, mengontrol kemajuan pembukaan koin, serta mengubah aturan protokol. Kekuasaan kontrol yang terpusat ini jelas bertentangan dengan prinsip inti dari keuangan terdesentralisasi (DeFi), yang menimbulkan keraguan di antara anggota komunitas tentang sejauh mana proyek ini benar-benar terdesentralisasi.
Peristiwa ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan keamanan, fleksibilitas, dan tingkat desentralisasi dalam proyek desentralisasi. Di satu sisi, tim proyek membutuhkan sejumlah kekuasaan untuk menghadapi potensi ancaman keamanan dan situasi abnormal; di sisi lain, kekuasaan yang terlalu terpusat dapat merusak kepercayaan pengguna dan bertentangan dengan tujuan awal teknologi blockchain.
Dengan berlanjutnya kontroversi ini, komunitas Aset Kripto sedang mengamati perkembangan selanjutnya dari proyek WLFI dengan seksama. Peristiwa ini mungkin akan menjadi kesempatan penting untuk mendorong industri merenungkan mekanisme tata kelola proyek dan mendefinisikan kembali standar Desentralisasi. Ke depan, bagaimana memastikan keamanan proyek sambil memaksimalkan Desentralisasi akan menjadi tantangan penting yang dihadapi seluruh industri.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
27 Suka
Hadiah
27
10
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DefiEngineerJack
· 09-09 04:33
*sigh* Tidak terdesentralisasi sama sekali.
Lihat AsliBalas0
GateUser-7b078580
· 09-09 03:24
Ini tidak terlalu Desentralisasi
Lihat AsliBalas0
LootboxPhobia
· 09-09 00:53
Kata kunci: Web3, Aset Kripto, WLFI, daftar hitam, Desentralisasi, manajemen aset, sentralisasi
Komentar: Jangan bicara tentang Desentralisasi lagi
Baru-baru ini, proyek WLFI menarik perhatian luas dari komunitas aset kripto. Menurut laporan, dalam minggu lalu, WLFI telah mem-blacklist 272 alamat, termasuk beberapa operasi massal. Tindakan ini segera memicu perdebatan sengit di dalam komunitas, banyak yang mengungkapkan kekhawatiran terhadap kekuatan terpusat yang dimiliki tim proyek dalam pengelolaan aset desentralisasi.
Dalam tindakan larangan besar-besaran ini, yang paling mencolok adalah alamat terkait Sun Yuchen yang dimasukkan dalam daftar hitam. Diketahui bahwa aset yang dibekukan termasuk sekitar 5,95 juta koin yang telah dibuka kuncinya dan 2,4 miliar koin yang dalam keadaan terkunci, dengan total nilai mendekati 1,07 juta dolar AS. Keputusan ini memicu diskusi hangat di komunitas mengenai mekanisme tata kelola proyek, keamanan aset, dan kepercayaan desentralisasi.
Perlu dicatat bahwa pihak yang mengembangkan kontrak WLFI tampaknya mempertahankan hak pengelolaan aset yang cukup luas. Hak ini mencakup kemampuan untuk secara sepihak membekukan alamat mana pun, mengontrol kemajuan pembukaan koin, serta mengubah aturan protokol. Kekuasaan kontrol yang terpusat ini jelas bertentangan dengan prinsip inti dari keuangan terdesentralisasi (DeFi), yang menimbulkan keraguan di antara anggota komunitas tentang sejauh mana proyek ini benar-benar terdesentralisasi.
Peristiwa ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan keamanan, fleksibilitas, dan tingkat desentralisasi dalam proyek desentralisasi. Di satu sisi, tim proyek membutuhkan sejumlah kekuasaan untuk menghadapi potensi ancaman keamanan dan situasi abnormal; di sisi lain, kekuasaan yang terlalu terpusat dapat merusak kepercayaan pengguna dan bertentangan dengan tujuan awal teknologi blockchain.
Dengan berlanjutnya kontroversi ini, komunitas Aset Kripto sedang mengamati perkembangan selanjutnya dari proyek WLFI dengan seksama. Peristiwa ini mungkin akan menjadi kesempatan penting untuk mendorong industri merenungkan mekanisme tata kelola proyek dan mendefinisikan kembali standar Desentralisasi. Ke depan, bagaimana memastikan keamanan proyek sambil memaksimalkan Desentralisasi akan menjadi tantangan penting yang dihadapi seluruh industri.
Komentar: Jangan bicara tentang Desentralisasi lagi