Melihat kembali sejarah, kita tidak sulit menemukan bahwa tren harga aset jangka panjang sering kali melampaui imajinasi orang. Mengambil contoh real estat di Amerika, dari 30 ribu dolar pada tahun 1970-an hingga kini menjadi 600 ribu dolar, harga rumah naik 20 kali lipat. Kenaikan seperti ini mungkin dianggap tidak masuk akal pada saat itu, tetapi terbukti bahwa, dalam jangka panjang, aset yang memiliki nilai intrinsik sering kali akan menghargai seiring berjalannya waktu.
Fenomena ini juga berlaku untuk Bitcoin. Dari sudut pandang matematis, arah nilai Bitcoin hanya memiliki dua kemungkinan: entah menjadi nol, entah terus naik. Meskipun kemungkinan menjadi nol selalu ada, selama Bitcoin tidak menjadi nol, nilai nya sangat mungkin akan terus naik.
Mari kita jelaskan ini dengan model matematika sederhana. Misalkan nilai Bitcoin adalah fungsi konstanta f(t)=c1, dan nilai mata uang fiat adalah fungsi peluruhan eksponensial g(t)=c2e^(-at). Di sini a mewakili tingkat inflasi, sesuai dengan teori Keynes, tingkat inflasi yang moderat sekitar 2%. Oleh karena itu, ketika kita mengukur nilai Bitcoin dengan mata uang fiat, kita akan menemukan bahwa nilai relatif Bitcoin meningkat secara eksponensial.
Model ini meskipun menyederhanakan keadaan nyata, tetapi mengungkapkan prinsip ekonomi yang penting: dalam dunia yang mengalami inflasi, nilai relatif dari aset yang langka seringkali akan naik. Bitcoin sebagai jenis aset digital terdesentralisasi yang baru, kelangkaan dan globalitasnya memberikannya fungsi penyimpanan nilai yang unik.
Namun, nilai Bitcoin tidak hanya bergantung pada model matematis, tetapi juga memerlukan dukungan dari konsensus sosial. Semakin banyak orang yang mengenali dan mempercayai nilai Bitcoin, keyakinan ini sendiri menjadi bagian dari nilai Bitcoin. Dari sudut pandang ini, Bitcoin memang memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan agama atau lembaga supranasional, tetapi keterbukaannya, transparansi, dan sifat partisipasi bebas membuatnya lebih unggul dibandingkan dengan cara penyimpanan nilai tradisional.
Akhirnya, kita perlu memikirkan kembali apa itu nilai yang sebenarnya. Ketika seseorang mengkritik Bitcoin sebagai skema Ponzi, kita dapat bertanya kembali: apa sebenarnya esensi dari sistem keuangan tradisional dan mata uang fiat? Di dunia yang semakin digital, Bitcoin mungkin mewakili standar pengukuran nilai baru, menantang pemahaman tradisional kita tentang uang dan nilai.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
14 Suka
Hadiah
14
5
Bagikan
Komentar
0/400
LiquidatedDreams
· 8jam yang lalu
hodl saja sudah cukup~
Lihat AsliBalas0
TrustMeBro
· 07-26 08:51
Satu kata.
Lihat AsliBalas0
RiddleMaster
· 07-26 08:49
Jangan bilang apa-apa turun ke nol, selesai sudah.
Lihat AsliBalas0
SerumSquirter
· 07-26 08:49
Menulis omong kosong dengan serius
Lihat AsliBalas0
MrRightClick
· 07-26 08:35
Banyak rumus matematika untuk menipu suckers, capek.
Melihat kembali sejarah, kita tidak sulit menemukan bahwa tren harga aset jangka panjang sering kali melampaui imajinasi orang. Mengambil contoh real estat di Amerika, dari 30 ribu dolar pada tahun 1970-an hingga kini menjadi 600 ribu dolar, harga rumah naik 20 kali lipat. Kenaikan seperti ini mungkin dianggap tidak masuk akal pada saat itu, tetapi terbukti bahwa, dalam jangka panjang, aset yang memiliki nilai intrinsik sering kali akan menghargai seiring berjalannya waktu.
Fenomena ini juga berlaku untuk Bitcoin. Dari sudut pandang matematis, arah nilai Bitcoin hanya memiliki dua kemungkinan: entah menjadi nol, entah terus naik. Meskipun kemungkinan menjadi nol selalu ada, selama Bitcoin tidak menjadi nol, nilai nya sangat mungkin akan terus naik.
Mari kita jelaskan ini dengan model matematika sederhana. Misalkan nilai Bitcoin adalah fungsi konstanta f(t)=c1, dan nilai mata uang fiat adalah fungsi peluruhan eksponensial g(t)=c2e^(-at). Di sini a mewakili tingkat inflasi, sesuai dengan teori Keynes, tingkat inflasi yang moderat sekitar 2%. Oleh karena itu, ketika kita mengukur nilai Bitcoin dengan mata uang fiat, kita akan menemukan bahwa nilai relatif Bitcoin meningkat secara eksponensial.
Model ini meskipun menyederhanakan keadaan nyata, tetapi mengungkapkan prinsip ekonomi yang penting: dalam dunia yang mengalami inflasi, nilai relatif dari aset yang langka seringkali akan naik. Bitcoin sebagai jenis aset digital terdesentralisasi yang baru, kelangkaan dan globalitasnya memberikannya fungsi penyimpanan nilai yang unik.
Namun, nilai Bitcoin tidak hanya bergantung pada model matematis, tetapi juga memerlukan dukungan dari konsensus sosial. Semakin banyak orang yang mengenali dan mempercayai nilai Bitcoin, keyakinan ini sendiri menjadi bagian dari nilai Bitcoin. Dari sudut pandang ini, Bitcoin memang memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan agama atau lembaga supranasional, tetapi keterbukaannya, transparansi, dan sifat partisipasi bebas membuatnya lebih unggul dibandingkan dengan cara penyimpanan nilai tradisional.
Akhirnya, kita perlu memikirkan kembali apa itu nilai yang sebenarnya. Ketika seseorang mengkritik Bitcoin sebagai skema Ponzi, kita dapat bertanya kembali: apa sebenarnya esensi dari sistem keuangan tradisional dan mata uang fiat? Di dunia yang semakin digital, Bitcoin mungkin mewakili standar pengukuran nilai baru, menantang pemahaman tradisional kita tentang uang dan nilai.