Di bidang teknologi keuangan global, perusahaan Tether menonjol dengan efisiensi operasionalnya yang luar biasa. Pada tahun 2024, perusahaan ini hanya dengan lebih dari 150 karyawan berhasil menciptakan laba bersih sebesar 13 miliar dolar AS, dengan kontribusi per orang mencapai lebih dari 9 juta dolar AS. Angka ini jauh melampaui raksasa keuangan TradFi, seperti Fannie Mae yang sebesar 1,759 juta dolar AS, Meta yang sebesar 600 ribu dolar AS, dan Goldman Sachs yang sebesar 300 ribu dolar AS.
Kunci keberhasilan Tether terletak pada model bisnisnya yang unik, yang dengan cerdik menggabungkan cryptocurrency dengan stablecoin dolar AS. Perusahaan secara konsisten memperoleh sekitar 4% profit setiap tahun, menunjukkan posisi dan kemampuan operasionalnya yang kuat di pasar.
Namun, efisiensi tinggi ini juga memicu beberapa pemikiran. Di pasar cryptocurrency, hasil yang dihadapi oleh investor sering kali terpolarisasi: entah mendapatkan imbal hasil yang besar, atau menderita kerugian besar. Sementara itu, risiko keamanan yang ditimbulkan oleh serangan hacker juga tidak bisa diabaikan.
Kasus Tether menunjukkan potensi besar inovasi fintech, tetapi juga mengingatkan kita untuk memperhatikan manajemen risiko dan keberlanjutan sambil mengejar efisiensi. Seiring evolusi terus-menerus pasar cryptocurrency, bagaimana menyeimbangkan efisiensi, keamanan, dan regulasi akan menjadi isu penting yang dihadapi industri.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
5
Bagikan
Komentar
0/400
TokenVelocityTrauma
· 07-26 06:51
Tim 150 orang berhasil mengalahkan pro Wall Street
Lihat AsliBalas0
ImaginaryWhale
· 07-26 06:47
Tidak rugi itu yang sebenarnya!
Lihat AsliBalas0
MoneyBurnerSociety
· 07-26 06:43
Jika saya mengoperasikan Tether selama satu hari, berapa banyak yang bisa saya rugi?
Di bidang teknologi keuangan global, perusahaan Tether menonjol dengan efisiensi operasionalnya yang luar biasa. Pada tahun 2024, perusahaan ini hanya dengan lebih dari 150 karyawan berhasil menciptakan laba bersih sebesar 13 miliar dolar AS, dengan kontribusi per orang mencapai lebih dari 9 juta dolar AS. Angka ini jauh melampaui raksasa keuangan TradFi, seperti Fannie Mae yang sebesar 1,759 juta dolar AS, Meta yang sebesar 600 ribu dolar AS, dan Goldman Sachs yang sebesar 300 ribu dolar AS.
Kunci keberhasilan Tether terletak pada model bisnisnya yang unik, yang dengan cerdik menggabungkan cryptocurrency dengan stablecoin dolar AS. Perusahaan secara konsisten memperoleh sekitar 4% profit setiap tahun, menunjukkan posisi dan kemampuan operasionalnya yang kuat di pasar.
Namun, efisiensi tinggi ini juga memicu beberapa pemikiran. Di pasar cryptocurrency, hasil yang dihadapi oleh investor sering kali terpolarisasi: entah mendapatkan imbal hasil yang besar, atau menderita kerugian besar. Sementara itu, risiko keamanan yang ditimbulkan oleh serangan hacker juga tidak bisa diabaikan.
Kasus Tether menunjukkan potensi besar inovasi fintech, tetapi juga mengingatkan kita untuk memperhatikan manajemen risiko dan keberlanjutan sambil mengejar efisiensi. Seiring evolusi terus-menerus pasar cryptocurrency, bagaimana menyeimbangkan efisiensi, keamanan, dan regulasi akan menjadi isu penting yang dihadapi industri.