PROTOKOL USUAL: Skema Ponzi yang menyamar sebagai RWA

USUAL protokol adalah sebuah Skema Ponzi yang menggunakan imbal hasil dari obligasi pemerintah AS sebagai kedok. Protokol ini memiliki 5 jenis token:

1. USUAL - token tata kelola
2. USD0 - stablecoin
3. USD0++ - Token Obligasi Negara 4 Tahun
4. USUALX - versi staking USUAL
5. USUAL* - Token eksklusif untuk tim dan investor

Mode kerja protokol tampaknya menarik: mengklaim dapat membawa hasil stabil 4% dari obligasi pemerintah AS ke dalam rantai, dan tanpa izin. Namun, ini hanyalah permukaan.

Untuk menarik pengguna, protokol meluncurkan token USUAL dengan imbal hasil hingga 70%. Pengguna dapat mencetak USD0++ dengan harga 1:1, sekaligus mendapatkan token USUAL sebagai hadiah. Meskipun harga USUAL telah jatuh menjadi 0,66 dolar, tetap dapat menawarkan imbal hasil tahunan sebesar 28%.

Untuk menghilangkan keraguan pengguna, protokol memungkinkan penebusan USDC pada harga 1:1 kapan saja, dan telah mendirikan beberapa gudang di platform pinjaman tertentu, menetapkan harga oracle USD0++ menjadi 1 dolar. Ini menyebabkan beberapa pengguna salah paham, percaya bahwa USD0++ dapat ditebus 1:1 kapan saja.

Namun, protokol tiba-tiba mengumumkan penutupan saluran penebusan 1:1, hanya dapat keluar dengan harga 0,87 dari USD0++. Ini berarti protokol telah menarik sekitar 260 juta USD dari total nilai terkunci hampir 2 miliar USD.

Dana ini diklaim dialokasikan kepada pemegang USUALX. Token USUAL* menyimpan lebih banyak hak untuk tim dan investor, termasuk pajak pencetakan dan distribusi biaya sebesar 50%.

Alasan pihak proyek mengambil tindakan ini adalah karena skema Ponzi sulit untuk dipertahankan. Harga USUAL terus menurun, jika tidak ada langkah yang diambil, protokol akan menghadapi spiral kematian.

Serangkaian tindakan ini merugikan semua peserta, termasuk pemegang USD0++, trader leveraged, dan penyedia likuiditas. Satu-satunya yang diuntungkan adalah pihak proyek.

Bagi mereka yang belum terlibat dengan USUAL, disarankan untuk menjauh. Pengguna yang sudah terlibat, harus berhenti dengan kerugian atau mengambil risiko untuk terus berpartisipasi. Namun, perlu diingat, dalam lingkungan yang kurang regulasi, pihak proyek sering kali kekurangan batasan moral.