
Kapitulasi di pasar cryptocurrency adalah aksi penjualan besar-besaran oleh investor sebagai dampak kepanikan, outlook pasar yang bearish, atau ketidakmampuan menahan kerugian lebih lanjut. Fenomena ini biasanya terjadi pada saat penurunan pasar yang tajam, memicu siklus yang saling memperkuat: penurunan harga menimbulkan kepanikan, yang mengakibatkan penjualan lebih masif dan membuat harga semakin merosot. Dalam sejarah pasar crypto, fase kapitulasi kerap menjadi penanda tahap akhir pasar bearish serta indikasi bahwa pasar mendekati titik terendah dan berpotensi mengalami pembalikan arah. Selama kapitulasi, volume transaksi melonjak, harga jatuh drastis, dan sentimen pasar sangat pesimistis—karakteristik yang sering dilihat analis sebagai peluang beli potensial.
Kapitulasi di pasar crypto ditandai oleh beberapa ciri penting berikut:
Kejatuhan harga: Harga aset mengalami penurunan tajam dalam waktu singkat, sering kali turun dua digit persen.
Lonjakan volume: Kepanikan mendorong banyak investor menjual aset secara serentak, sehingga volume transaksi melonjak signifikan dalam jangka pendek.
Sentimen pesimistis ekstrem: Media sosial, forum industri, dan berita dipenuhi pesimisme, di mana mayoritas investor memandang prospek pasar secara negatif.
Indikator teknikal oversold: Alat analisis teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) menunjukkan pasar berada pada level oversold ekstrem.
Pemegang jangka panjang mulai menjual: Investor yang awalnya berniat menahan jangka panjang ikut menjual, yang sering menjadi sinyal penyerahan total pasar.
Dampak kapitulasi terhadap pasar sangat beragam. Pertama, harga aset turun signifikan, sehingga membuka peluang beli bagi investor dengan strategi value investing. Kedua, kapitulasi mengurangi posisi spekulatif dan transaksi dengan leverage tinggi dari pasar, membantu pemulihan kesehatan pasar. Terakhir, kapitulasi sering memicu restrukturisasi pasar, menyingkirkan proyek berkualitas rendah dan memperkuat fokus pada aset berkualitas tinggi.
Meski kapitulasi bisa menjadi peluang beli bagi investor jangka panjang, fase ini juga membawa risiko dan tantangan besar. Pertama, selama kapitulasi, investor menghadapi risiko "membeli di saat harga terus turun"—membeli terlalu cepat bisa menyebabkan kerugian tambahan. Kedua, pesimisme ekstrem membuat investor sulit berpikir rasional dan lebih mudah mengambil keputusan emosional. Selain itu, kekeringan likuiditas umum terjadi saat kapitulasi, sehingga transaksi besar berpotensi menghadapi selisih harga (slippage) berlebihan.
Dari sisi psikologis, kapitulasi adalah wujud perilaku panik kolektif. Ketika investor menyaksikan nilai aset anjlok, mereka sering mengalami disonansi kognitif, meyakini pasar akan terus turun. Disonansi ini, ditambah mentalitas kawanan, mendorong lebih banyak investor terlibat dalam gelombang penjualan sehingga membentuk prediksi yang terwujud. Pada fase kapitulasi, rasa takut mendominasi dan analisis rasional kerap ditinggalkan, sehingga fase ini dikenal sebagai "penyerahan pasar."


