
Keamanan dan keabadian jaringan Bitcoin sangat bergantung pada teknologi fungsi hash. Hash Bitcoin merupakan nilai hash berdimensi tetap yang dihasilkan dengan memasukkan data transaksi dan informasi blok ke dalam fungsi hash tertentu, terutama SHA-256. Nilai hash ini memainkan banyak peran di jaringan Bitcoin: menghubungkan blok untuk membentuk blockchain, memverifikasi integritas transaksi, mendukung mekanisme proof-of-work dalam penambangan, serta mengamankan alamat dompet. Sifat satu arah dan efek avalanche dari hash menjadikannya sebagai landasan utama arsitektur keamanan Bitcoin.
Teknologi hash Bitcoin berasal dari desain arsitektur yang dijelaskan dalam whitepaper Bitcoin karya Satoshi Nakamoto tahun 2008. Saat merancang sistem Bitcoin, Satoshi memilih SHA-256 (Secure Hash Algorithm 256-bit) sebagai fungsi hash utama. Pilihan ini bukan kebetulan; SHA-256, yang dikembangkan oleh National Security Agency (NSA), merupakan fungsi hash kriptografi yang diakui secara luas dengan tingkat keamanan tinggi pada saat itu.
Ruang lingkup penggunaan teknologi hash Bitcoin berkembang seiring evolusi jaringan Bitcoin. Awalnya digunakan terutama untuk algoritma penambangan Proof-of-Work (PoW) dan penghubung blok, kemudian diperluas ke area berikut:
Sebelum Bitcoin, fungsi hash telah digunakan luas dalam kriptografi tradisional, namun Bitcoin secara inovatif mengaplikasikannya dalam mekanisme konsensus terdesentralisasi dan konstruksi buku besar yang tahan manipulasi, sehingga menjadi dasar bagi teknologi blockchain modern.


