Pasokan beredar Bitcoin merupakan jumlah total bitcoin yang tersedia dan aktif beredar di pasar, tidak termasuk yang terkunci, hilang, atau tidak dapat diperdagangkan. Sebagai parameter ekonomi utama dalam ekosistem Bitcoin, pasokan beredar berperan langsung dalam pembentukan harga pasar dan likuiditas. Berbeda dengan mata uang konvensional, Bitcoin memiliki batas maksimum yang telah ditetapkan sebanyak 21 juta koin, tetapi hingga saat ini baru sekitar 19 juta yang telah ditambang, dengan perkiraan beberapa juta di antaranya hilang secara permanen. Perhitungan pasokan beredar yang tepat sangat penting bagi investor untuk menilai valuasi pasar dan tingkat kelangkaan Bitcoin, sehingga menjadi komponen utama dalam proposisi nilai Bitcoin sebagai aset digital.
Dampak Pasokan Beredar Bitcoin terhadap Pasar
Pasokan beredar Bitcoin memberi pengaruh pada pasar kripto dalam berbagai aspek:
- Mekanisme pembentukan harga: Ketersediaan terbatas yang diiringi permintaan yang terus meningkat menjadi pendorong utama apresiasi harga Bitcoin, di mana setiap peristiwa halving memperlambat pertumbuhan pasokan dan biasanya memicu tren bull market baru.
- Perhitungan kapitalisasi pasar: Sebagai variabel utama dalam kapitalisasi pasar (harga × pasokan beredar), pasokan beredar menentukan posisi Bitcoin di antara aset global.
- Indikator likuiditas: Banyaknya Bitcoin yang dipegang oleh pemilik jangka panjang mengurangi pasokan yang benar-benar bisa diperdagangkan, sehingga memperkuat kendala likuiditas dan volatilitas harga.
- Narasi investasi: Kelangkaan menjadi salah satu argumen investasi paling kuat untuk Bitcoin, dan data pasokan beredar yang akurat memberikan dukungan kuantitatif terhadap narasi tersebut.
- Perbandingan makroekonomi: Dibandingkan mata uang fiat yang pasokannya terus bertambah, kurva pasokan Bitcoin yang terbatas dan terprediksi menjadi fondasi bagi posisinya sebagai aset tahan inflasi.
Risiko dan Tantangan Pasokan Beredar Bitcoin
Walaupun pasokan beredar Bitcoin dianggap sebagai metrik krusial, terdapat sejumlah tantangan dalam perhitungan dan interpretasinya:
- Estimasi koin yang hilang sulit dilakukan: Hilangnya bitcoin secara permanen akibat kehilangan private key sulit dihitung secara presisi, dengan estimasi dari berbagai lembaga riset berkisar antara 1 juta hingga 4 juta koin.
- Dampak pemegang jangka panjang: Investor “diamond hands” yang memegang tanpa memperdagangkan secara teknis memiliki koin dalam peredaran, namun koin tersebut secara efektif tidak berkontribusi pada pasar aktif.
- Ketidakjelasan saldo bursa terpusat: Bursa terpusat menyimpan bitcoin dalam jumlah besar milik pengguna, tetapi tidak memiliki mekanisme verifikasi cadangan dan likuiditas yang sepenuhnya transparan.
- Risiko manipulasi dari pemilik besar: Sejumlah kecil akun “whale” menguasai jumlah Bitcoin yang sangat besar, dan perilaku perdagangan mereka dapat mendistorsi persepsi pasar terkait kondisi pasokan beredar sebenarnya.
- Perbedaan dompet dingin dan dompet panas: Analisis teknis sulit membedakan antara penyimpanan jangka panjang dan bitcoin yang akan segera diperdagangkan, sehingga prediksi likuiditas menjadi kurang akurat.
- Ambiguitas interpretasi metrik on-chain: Beragam platform analisis menafsirkan data alamat aktif, usia UTXO, dan metrik on-chain lainnya secara berbeda, sehingga terjadi disparitas dalam perhitungan pasokan beredar.
Prospek Masa Depan: Arah Pasokan Beredar Bitcoin
Perkembangan pasokan beredar Bitcoin ke depan akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor:
- Dampak siklus halving: Peristiwa halving berikutnya yang diperkirakan terjadi pada 2024, 2028, dan seterusnya akan semakin memperlambat laju penerbitan koin baru, meningkatkan kelangkaan.
- Strategi kepemilikan institusional: Dengan makin banyak perusahaan menambah Bitcoin ke neraca mereka, strategi kepemilikan jangka panjang dapat mengurangi pasokan yang benar-benar beredar.
- Maturitas solusi kustodian: Perkembangan solusi kustodian institusional dapat membantu pemulihan sebagian bitcoin yang “hilang” akibat manajemen private key yang buruk di masa lalu.
- Perubahan ekonomi penambangan: Seiring berkurangnya imbalan penambangan, biaya transaksi akan menjadi sumber pendapatan utama penambang, yang dapat memengaruhi kecepatan pelepasan koin baru ke pasar beredar.
- Produk finansial berbasis Bitcoin: Banyaknya derivatif, ETF, dan instrumen finansial lain dapat mengunci lebih banyak bitcoin di sistem keuangan, sehingga mengurangi pasokan yang benar-benar bisa diperdagangkan.
- Teknologi analisis on-chain: Dengan kemajuan alat analisis on-chain, pasar akan semakin mampu membedakan bitcoin aktif dan dorman, sehingga data pasokan beredar menjadi lebih akurat.
- Bitcoin terakhir yang ditambang: Diperkirakan sekitar tahun 2140, bitcoin terakhir yang ditambang akan muncul, dan pada saat itu pertumbuhan pasokan akan benar-benar berhenti, secara fundamental mengubah dinamika pasar.
Pentingnya pasokan beredar Bitcoin tidak sekadar pada angka statistik; ia menjadi pijakan utama dalam memahami aset digital revolusioner ini. Dengan mekanisme penerbitan yang terprogram dan batas pasokan yang tak dapat diubah, Bitcoin menciptakan kelangkaan digital yang belum pernah ada sebelumnya—inti utama dari proposisi nilainya. Ketika investor institusional meningkatkan alokasi Bitcoin, pasokan yang benar-benar bisa diperdagangkan bisa semakin berkurang, sementara kemajuan teknologi analisis on-chain akan membantu investor memahami kondisi likuiditas pasar secara lebih presisi. Terlepas dari siklus pasar, model pasokan Bitcoin yang terbatas dan transparan tetap menjadi ciri pembeda utamanya dibandingkan aset tradisional maupun kripto lainnya.