Saat Anda memasuki pasar Aset Kripto, Anda mungkin menemukan berbagai strategi perdagangan, seperti "breakout jangka pendek," "perdagangan grid," dan "mengikuti momentum." Tapi pertanyaannya adalah: apakah strategi-strategi ini benar-benar efektif? Di sinilah "backtesting" berperan.
Dalam istilah sederhana, backtesting adalah proses memvalidasi strategi perdagangan menggunakan data pasar historis. Logika intinya adalah: sejarah menawarkan nilai referensi tertentu. Jika suatu strategi telah berkinerja baik di masa lalu, ada alasan untuk percaya bahwa strategi tersebut mungkin mempertahankan beberapa efektivitas di masa depan.
Aset Kripto tidak didukung oleh laporan keuangan dan kebijakan stabil seperti saham; mereka lebih dipengaruhi oleh sentimen pasar dan berita. Misalnya, pasar bullish pada tahun 2021 sangat berbeda dari pasar bearish pada tahun 2022. Tanpa pengujian kembali, sulit bagi pemula untuk mengetahui apakah strategi tertentu masih akan efektif dalam kondisi pasar yang berbeda.
Pengujian kembali didasarkan pada data historis, tetapi pasar nyata akan dipengaruhi oleh selip, biaya transaksi, berita mendadak, dan faktor lainnya. Oleh karena itu, hasil pengujian kembali hanya dapat digunakan sebagai referensi, dan bukan jaminan mutlak.
Pertanyaan "Apa itu backtesting" mungkin terdengar sederhana, tetapi ini adalah pelajaran wajib bagi semua investor dalam perjalanan menuju perdagangan profesional. Terutama di pasar berisiko tinggi seperti Aset Kripto, backtesting adalah alat penting yang membantu Anda mengurangi titik buta dan meningkatkan tingkat kesuksesan perdagangan Anda. Ingat, sejarah tidak akan sepenuhnya mereplikasi masa depan, tetapi backtesting dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih rasional.
Bagikan
Konten